KUNJUNGAN KOMISI IX DPR RI

Yel-yel Menyambut Wakil Rakyat

VICTORIA PARK – Ucapan ”selamat datang” ditunjukkan ratusan BMI Hong Kong saat menyambut kehadiran rombongan DPR RI di Victoria Park, Minggu (3/12). Bukan dengan tari-tarian, melainkan warna-warni poster dan pekik yel-yel. Terdiri atas pimpinan dan anggota Komisi IX DPR RI, yang dipimpin Ribka Tjiptaning, para wakil rakyat itu sedianya datang untuk melihat dan berdialog dengan BMI yang tengah berlibur di Victoria Park.
Namun, begitu menginjakkan kaki di pintu masuk, sekitar pukul 12.00, rombongan yang datang ke Hong Kong untuk melakukan studi banding tentang tenaga kerja dan penanganan flu burung itu langsung disambut dengan aksi demo dari Indonesian Migrant Workers Union (IMWU). Mereka terang-terangan memprotes kunjungan anggota DPR RI itu ke dua negara (Korea dan Hong Kong) yang, konon, anggarannya menyundul angka Rp 500 juta.

Sejumlah poster langsung dibentangkan, saat sejumlah buruh migran memaksa rombongan Komisi IX itu untuk mendengarkan masalah mereka. Poster-poster tersebut antara lain berbunyi: ”DPR Wakil Rakyat atau Wakil Pejabat?”, ”DPR Wajib Melindungi BMI”, ”BMI Sudah Muak dengan Janji-Janji”, dan ”PJTKI Peras BMI, Kok DPR Diam”.

Para buruh migran langsung menyodok, menyayangkan sikap wakil rakyat yang tak peduli terhadap aspirasi mereka. Bukan apa-apa. Sejak kedatangan mereka di Hong Kong, Kamis (30/12) malam, 14 orang pimpinan dan anggota Komisi IX DPR tersebut sama sekali tidak mengagendakan pertemuan dengan kelompok atau serikat buruh migran di Hong Kong.

Mereka juga tidak melakukan kunjungan ke shelter yang menjadi tempat penampungan para buruh migran bermasalah. Padahal, salah satu agenda kunjungan kerja mereka ke Hong Kong adalah mengetahui permasalahan buruh migran, selain soal penanganan kasus flu burung. ”Seharusnya, kalau pengin tahu permasalahan buruh migran di Hong Kong, mereka mendatangi shelter-shelter atau ke serikat buruh migran. Bukan hanya menerima informasi sepihak dari KJRI,” kata Ketua IMWU Sartiwen.

Bukan itu saja. BMI yang ditampung di shelter Kotkiho, bahkan sudah siaga menyambut mereka dengan menyiapkan jagung dan kacang rebus. Karena anggota dewan yang terhormat itu urung datang, makanan kampung khas Indonesia itu terpaksa disuguhkan dalam pertemuan dadakan di lapangan – yang hanya berlangsung sejam itu.

Di depan para BMI, para anggota DPR tersebut mengaku, mereka tidak bisa pergi ke shelter atau bertemu dengan organisasi buruh migran, lantaran jadwal yang ditetapkan oleh KJRI tidak mencantumkan agenda itu. Agenda yang disiapkan hanya kunjungan ke laboratorium, Departemen Kesehatan, Asosiasi Penyedia Jasa TKI Hong Kong (APPIH), dan Labour Department di Macau.

Anehnya, pihak KJRI mengaku, jadwal tersebut diatur sesuai permintaan Sekretaris Jenderal DPR dari Jakarta, sehingga mereka tidak bisa mempertemukan Komisi IX dengan perwakilan buruh migran. Sikap saling lempar ini keruan membuat gemas buruh migran. Mereka kemudian berinisiatif menggelar demonstrasi dan memaksa para wakil rakyat untuk mendengarkan aspirasi mereka.

Dalam waktu yang teramat singkat itu, tentu saja tidak ada pembicaraan yang tuntas. Praktis, rombongan hanya mendengar keluhan yang disampaikan oleh buruh migran, mulai dari kasus underpayment, biaya agen yang sangat tinggi, hingga perlakuan pejabat KJRI yang mereka nilai kurang simpatik. ”Sudah tidak kurang-kurang kami melaporkan kasus yang kita alami ke KJRI, tetapi tidak pernah didengar,” seru Harniati (24), salah satu buruh migran, saat menyampaikan keluhannya di depan rombongan.

Karena masih belum puas ”ngobrol” dengan wakil-wakilnya, para demontran sampai harus ”menempel” rombongan sampai mereka naik bus, yang diparkir tak jauh dari air mancur Victory. Sejumlah buruh migran amat menyayangkan, anggota-anggota Komisi IX itu mengaku sama sekali tidak tahu kondisi buruh migran di Hong Kong. Pasalnya, mereka hanya mendapatkan laporan yang baik-baik saja dari pihak pemerintah. Nah, lho?(Kristina Dian S)

3 komentar di "KUNJUNGAN KOMISI IX DPR RI"

Posting Komentar