BMI TAK BISA TERIMA MATANG

Beberapa waktu lalu, Lilik Indah Wati, BMI asal Selopuro-Blitar, kabur dari rumah majikannya. Di pagi buta, ia sudah menerabas hutan beton Hong Kong, dan langsung menuju shelter Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI). Anak pertama dari empat bersaudara itu berkeluh kesah. Katanya, sudah empat bulan ia bekerja, tapi gaji – yang hanya HK$ 1.800 – tak kunjung diterimanya.
Banyak BMI lari dari rumah majikan, lalu ngendon di shelter. Sejauh mana sih peran shelter, dan apa saja yang mesti ditimbang sebelum memutuskan kabur?

Gadis kelahiran 2 Agustus 1983 ini mengaku, ia sebenarnya betah bekerja pada majikannya yang tinggal di Yuenlong. Bagi alumnus PT Cager Sari Buana ini, bekerja merawat tiga ekor anjing, delapan kucing, mencuci empat mobil plus membersihkan dua rumah, tak jadi masalah. Termasuk, menerima ”bonus” berupa hardikan dan perlakuan tak manusiawi. ”Tapi, saya bekerja untuk cari uang. Kalau tidak digaji, masak saya harus bertahan?” cetus lulusan SMP Siraman Tsanawiyah Blitar, ini kepada Apakabar.

Menurut Lilik, ia sudah menyampaikan permasalahannya itu ke Wong Fulco, agennya. ”Tapi nggak direspons,” ujarnya. Bahkan, sebelum kabur, Lilik pun sudah mencoba ”baikan” dengan agen maupun dengan majikannya. Namun mereka tetap tidak toleran. Akhirnya, ia memutuskan lari dari rumah majikan dan melaporkan permasalahannya ke Labour Departement, Hong Kong.

Lilik Indah Wati tentu bukan satu-satunya BMI yang nekat kabur dari rumah majikan. Masih banyak Lilik-Lilik lain yang mengalami nasib serupa. Lantas, bagaimana semestinya menyikapi persoalan seperti ini? Apa yang harus BMI ketahui dan pertimbangkan sebelum memutuskan kabur dari rumah majikan? Berikut petikan obrolan Apakabar dengan Sri Utami (U’ut) dari ATKI, yang kini menampung Lilik.

Karena terantuk masalah, sejumlah BMI terpaksa lari dari rumah majikan. Setahu Anda, apakah BMI umumnya memiliki cukup informasi hendak ke mana mencari perlindungan sebelum lari?
Ada dua kemungkinan. Pertama, sebelum memutuskan lari, BMI sudah membekali diri dengan berbagai informasi. Entah menghubungi pihak-pihak yang bisa membantu atau minimal dari buku panduan yang dikeluarkan Labour Departement, yaitu buku petunjuk tentang ketenagakerjaan. Sehingga, ketika menghadapi masalah, BMI tinggal mengambil tindakan. Itulah, betapa penting memiliki kontak person dan memiliki buku Labour.

Kedua, banyak BMI baru yang tidak tahu mana-mana. Yang tahu hanya agen. Tapi karena tidak direspons oleh agen, sementara BMI sudah terlalu tertekan bekerja di rumah majikan, mereka asal go saja. Terlepas apakah ada arah atau tujuan. Yang penting bisa keluar dari tempat kerja. Mayoritas, sesampai di jalan, bertanya ke sesama BMI yang dijumpai.

Setahu Anda, apakah setiap BMI yang kabur memang berniat menuntut majikan? Lantas, BMI yang ditampung di shelter Anda apakah seluruhnya karena kabur?
Yang datang ke shelter kami ada yang langsung lari dari rumah majikan. Tidak lewat agen, karena sudah yakin agen tidak bakalan membantu. Yang lari dari agen juga banyak. Rata-rata dengan alasan dibiarkan atau tidak diurus agen. Mereka (BMI berkasus – Red.) menilai agennya tidak punya interest dengan membiarkan mereka terkatung-katung. Yang minggat dari agen kebanyakan adalah BMI yang di-terminate majikan. Tujuan mereka lari dari agen atau rumah majikan kebanyakan memang untuk menuntut majikan.

Untuk mengajukan gugatan, bukankah harus ada bukti?
Untuk kasus-kasus ketenagakerjaan seperti tidak digaji atau underpay, sebenarnya dengan memberikan penjelasan ke Labour Departement juga sudah cukup. Tetapi, tentu saja akan lebih kuat jika si BMI punya bukti. Itulah gunanya konseling, atau – langkah paling awal – mencari informasi. Misalnya pergi ke tempat kami. Jika sejak awal sudah konseling, akan memudahkan kami memberikan pengarahan. Mulai dari bukti yang harus dikumpulkan hingga berlanjut ke Labour Departement.

Bagaimana dengan BMI yang terkena kasus kekerasan?
Untuk kasus-kasus seperti penganiayaan, pelecehan seksual dan lainnya, tidak perlu ada konsultasi. Kalau sudah digebuki, bagaimana mau merekam? Jadi, untuk kasus yang berhubungan dengan kepolisian, langkahnya: begitu mendapat penganiayaan, langsung lapor polisi. Terlepas ada bukti atau tidak. Minimal, dengan melapor, pihak polisi juga sudah punya record majikan. Sehingga BMI tidak kesulitan di tengah jalan dengan adanya laporan dari kepolisian itu.

Banyak BMI lari tanpa membawa dokumen. Bagaimana?
Otomatis, kami tetap akan mengarahkan ke dokumen terlebih dahulu. Misal, dokumen ditahan agen atau majikan, BMI itu sendiri yang harus mengambil. Apabila agen dan majikan tidak bersedia memberikan dokumen, bisa mengajak polisi. Sebab, untuk melimpahkan kasus ke Labour, minimal harus ada kontrak kerja dan paspor.

Di Labour, apakah BMI sendiri yang menyelesaikan kasusnya?
Betul. BMI tidak bisa terima mateng. Tapi, ada sistem rolling antar-teman yang berkasus. Yang sudah bisa, mengajari yang tidak bisa. Yang sudah terbiasa ke Labour, menemani dan mengajari yang baru. Setelah masuk shelter, kami kasih pengarahan, saran, juga ditraining supaya mandiri. Tidak ada ketergantungan antara satu sama yang lain. Intinya, ketika menghadapi kasus, BMI punya alternatif bagaimana cara penanganan dan jalan keluarnya.

Untuk BMI yang berhasil memenangkan kasus, apakah dikenai potongan untuk shelter?
Kami (ATKI, Bathune House, Mission – Red) tidak punya sistem seperti itu. Tidak ada prioritas berapa persen untuk shelter. Sebab, niat kami dari awal adalah murni untuk membantu. Kecuali jika ada yang ingin mendonasikan setelah memenangkan gugatan, ya silakan.

Selama tinggal di shelter, mereka dikenai biaya?
Untuk yang berkasus, kalau ada HK$ 5 sehari. Kalau tidak ada, ya tidak usah, karena di shelter ada yang memberi jatah. Sementara yang menginap atau numpang tidur – kami sebut dengan istilah visitor – dikenakan biaya HK$ 20 sehari semalam. Baik yang berkasus maupun yang khusus numpang tempat tinggal, makan sehari tiga kali. Sebenarnya, itu salah satu cara mengajarkan kepada BMI kemandirian dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. (Kristina Dian S)

0 komentar di "BMI TAK BISA TERIMA MATANG"

Posting Komentar