TAI PO – Ada sebuah cerita unik yang sayang untuk dilewatkan. Peristiwanya sendiri sudah berlangsung beberapa pekan lalu, namun tetap saja menarik karena tergolong langka – apalagi di Hong Kong. Alkisah, pada Minggu siang itu, puluhan anggota Kreasi Seni Nusantara (KSN) berkumpul di Toko Abadi, Tai Po, NT. Mereka menggelar doa bersama, dengan satu permohonan khusus: dijauhkan dari gangguan saat mereka memainkan kesenian jaranan.
Jaranan? Yup, itulah memang jenis kesenian yang dikenal sebagai andalan komunitas seni beranggotakan dua ratusan BMI ini. Sesuai namanya, KSN aktif menekuni berbagai jenis kreasi seni. Mulai dari tarian tradisional hingga modern. Hampir seluruh anggota dilatih beragam kesenian, yang diciptakan sendiri secara otodidak oleh tiap-tiap regu. Antar-regu, memiliki penguasaan kesenian yang berbeda.
Contoh, regu hip hop atau dancer. Boleh saja mereka ikut berlatih jenis tarian lain, tetapi mereka tak boleh melupakan atau meninggalkan ”tarian wajib”-nya. Dan, jangan salah, tidak seluruh anggota KSN memilih menekuni bidang kesenian tari. Tidak sedikit juga yang mendalami bidang olah vokal. Toh, di antara sekian banyak cabang kesenian yang ditekuni, Ketua Umum KSN Ogix memastikan, jaranan-lah yang menjadi andalan KSN saat ini. Tak aneh jika kesenian ini paling besar peminatnya, sehingga mesti ditampung menjadi beberapa regu. Tiap regu terdiri atas 4-6 anggota.
KSN atau lebih dikenal dengan sebutan Komunitas Tomboi Tai Po, sebenarnya baru secara resmi didirikan dan diberi nama pada Oktober 2006. Meski masih seumur jagung, komunitas ini terbukti mampu menunjukkan eksistensinya di bidang kesenian. Khususnya, itu tadi, jaranan. Tidak sekali-dua mereka naik panggung atau ikut serta dalam perlombaan. Sayangnya – nah ini dia – saban kali berpartisipasi di acara-acara kesenian, KSN selalu harus bersiaga untuk menyiapkan pemain cadangan, di samping mental yang lebih kuat.
Ada apa? Ternyata, di sini masalahnya. Menurut Ogix, hampir di setiap penampilan jaranan KSN, selalu saja ada halangan atau kendala. Mulai dari pita kaset yang tiba-tiba ngadat, hingga salah satu pemain yang diduga kesurupan. Gosip yang beredar, jaranan KSN dianggap ”tidak sehat”, karena – itu tadi – selalu ada yang kesurupan.
Namun, BMI yang bekerja di Tai Po ini menolak ”vonis” seperti itu. Meski, ia mengakui, dalam beberapa penampilan, ada anggota regu yang bertingkah bak orang kesurupan. Wajahnya garang, sangar, matanya melotot merah, dan ngoceh ngalor-ngidul. Tak jarang juga ia mengamuk, marah-marah pada para ”tetua” KSN.
Hambatan lain adakalanya ditemui terkait dengan hal teknis. Pernah kejadian, saat tampil di Gedung Jawa Club, kaset ngadat hingga dua kali. Meski durasi waktu tidak sampai tiga menit, tak urung hal itu mengganggu konsentrasi pemain. Penonton pun sewot. Lebih parah lagi, ketika naik pentas di lapangan Victory di acara gelaran IMWU. Bayangkan, di tengah asyiknya njaran di depan ratusan penonton, kaset tiba-tiba berhenti total. Ditunggu dua menit tak juga beres, hingga akhirnya mereka harus turun panggung.
Sebenarnya, bagi KSN sendiri, bila ada penari yang mendadak kesurupan, sebenarnya bukan masalah serius. Lagian, ”Bisa saja dia cuma cari perhatian,” cetus Ogix, nyantai. Namun, karena belakangan isu-isu semacam itu semakin santer, pengurus KSN pun tergelitik untuk berbuat sesuatu. Dan, doa bersama itulah yang kemudian dipilih. Sebuah ritual sederhana dengan hidangan ala kadarnya.
Dengan memanjatkan doa, ada pengharapan besar, kiprah KSN ke depan tak lagi terantuk hambatan. Apa pun bentuknya. Alex, ketua kesenian KSN, pun membenarkan, sejak didatangkan dari Indonesia tahun lalu, busana dan perlengkapan jaranan memang belum sempat di-doain. Jadi, benar ada yang kesurupan? Arek Malang itu enggan menanggapi. Yang pasti, Alex amat yakin, setelah dilakukan doa bersama, tidak akan ada lagi kendala. ”Saya berani jamin,” ujarnya, seraya tergelak. (Kristina Dian S)
JARANAN BIKIN KESURUPAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar di "JARANAN BIKIN KESURUPAN"
Posting Komentar