MENANG TANPA NEGOISASI

Sulastri, BMI asal Madiun, anak buah PT SKS Bekasi ini bernasib sedikit mujur. Menuntut majikan tanpa ada tawar menawar. Meski, sebelumnya ia harus rela mendapat jatah makan dua butir telur sehari.

Pada 18 Juni 2007, anak kedua dari tiga bersaudara ini berangkat ke Hong Kong melalui PT SKS Bekasi. Setiba di Bandara Hong Kong, ia langsung dijemput oleh kedua majikan. Hal ini berbeda dengan kebanyakan BMI baru lain, yang biasanya dijemput agen dan tinggal di tempat agen untuk beberapa waktu. Selain harus membuat KTP, cek kesehatan serta ke bank finansial. Yup, melalui bank inilah para BMI biasanya membayar potongan agen. Jarang ada yang dibayarkan secara langsung ke agen.

Di bandara, barang bawaan yang dibawa gadis berkulit hitam manis ini langsung dikembalikan ke Indonesia oleh majikannya. ”Saya hanya diizinkan membawa satu stel baju ke rumahnya,” kenang Sulastri, saat ditemui Apakabar di lapangan Victory, Minggu (19/8).

Gadis kelahiran 1983 ini bekerja di daerah Shatin. Tugasnya hanya membersihkan rumah, merawat satu ekor anjing, dan majikan perempuan yang jarang berada di rumah. Di rumah itu, majikan laki-laki yang hanya sebulan sekali pulang tidak pernah memasak. ”Nyonya selalu makan di luar,” ujarnya. Mula-mula, Sulastri mendapat jatah makan tiga kali sehari. Tetapi lama kelamaan ia hanya dijatah dua telur sehari semalam. ”Itu terjadi sekitar sepuluh hari sebelum saya memutuskan kabur.”

Di flat yang memiliki empat kamar ini, Sulastri dilarang keras keluar dari rumah. Sekalipun hanya untuk membuang sampah, yang notabene tidak seberapa jauh dari pintu rumah. Sampah itu akan dibuang jika majikannya pulang ke rumah. ”Saya selalu dikunci dalam rumah”. Meskipun setiap hari di rumah sendirian, sejenak pun Lastri tak dapat melepas lelah. Pasalnya, di dalam rumah tersebut dipasang kamera.

Keadaan yang tidak merdeka itulah yang membuat Lastri mempertanyakan perihal hari libur (off day) kepada majikan. Sekalian, ia mempertanyakan gaji yang tak kunjung dibayar setelah bekerja lebih dari satu bulan. Tetapi, jawaban majikan: no money, no off day, sebelum kelar membayar potongan agen tujuh bulan.

Seluruh gajinya pun, selama masa potongan itu – menurut si majikan – langsung dibayarkan ke agen. Padahal, Sulastri berhak menerima HK$ 460 sisa pembayaran ke agen yang sebesar HK$ 3.480. Sulastri yang merasa tidak memiliki agen ini terdiam. Tak banyak perdebatan seputar permintaan yang disampaikan secara langsung ke majikannya.

Tetapi, lantaran selama bekerja sekian hari ia tidak kunjung dibuatkan KTP oleh majikan, begitu juga aneka ketidakadilan lain, Sulastri akhirnya memutuskan meninggalkan tempat itu pada 22 Juli. Sekitar pukul 8 pagi, BMI yang pernah dikasih dua stel baju bekas oleh majikan ini meninggalkan rumah tanpa ada kesulitan. Sebab, sepagi itu nyonya sudah berangkat kerja.

Setelah berlindung ke shelter Kotkiho, ia lalu melaporkan tindakan majikan pada Labour Department. Selanjutnya, pada 15 Agustus lalu, ia melakukan pertemuan (meeting) dengan majikan. Sulastri menang. Tuntutan senilai HK$ 10.000, dibayar majikan tanpa ada tawar menawar.

Menurut Dewan Penasihat Kotkiho Sumiati, nasib Sulastri dalam hal menuntut majikan termasuk beruntung. Sabab, jarang ada majikan yang langsung membayar tuntutan pekerjanya tanpa tawar menawar. Lagian, Sulastri baru bekerja satu bulan lima hari. ”Ya, untuk ukuran BMI yang baru kerja satu bulan, menang segitu sudah termasuk beruntung,” terang Sumiati. (KDS)

0 komentar di "MENANG TANPA NEGOISASI"

Posting Komentar