PEMBANTU LAMA BALIK AKU DIDEPORTASI

Majikan dan pembantu memang cocok-cocokan. Meskipun merasa tidak melakukan kesalahan, Kaka – BMI asal Malang – kini harus kembali menganggur setelah dideportasi majikan. Pemicunya: majikan lebih cocok pada pembantu lama yang berencana balik lagi bekerja di Hong Kong.

Memiliki majikan yang tidak banyak omong dan tidak membebani pembantunya dengan pekerjaan berat, bukan berarti sudah aman dan nyaman. Sewaktu-waktu, sangat mungkin terjadi, sang majikan mendeportasi pembantunya secara mendadak dan tanpa alasan. Sudah pasti, mereka tidak menghitung betapa shock dan stresnya anak buah yang di-PHK dengan cara seperti itu. Apalagi, ia sama sekali tidak menyadari di mana letak kesalahannya.
Pengalaman pahit yang barusan dialami Kaka, 22 tahun, anak buah PT Parko Laut, Arjosari - Malang ini, mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Intinya, senyaman apa pun bekerja ikut orang, kewaspadaan perlu tetap dijaga. Berikut penuturan gadis kurus berambut panjang itu kepada Apakabar dalam beberapa kesempatan:
”Perintah majikanku pada Minggu pagi itu sungguh sangat mengejutkan. Satu perintah yang harus kulakoni dengan deraian air mata dan kepedihan hati. Bagaimana tidak? Dengan tiba-tiba, my employer menyuruhku angkat kaki dari rumah, tepat tujuh bulan setelah aku bekerja. Entah mengapa, tiada angin tiada hujan, majikan memutuskan hubungan kerja denganku. Padahal, aku tidak pernah melakukan kesalahan berat selama bekerja.
Alkisah, pagi hari itu, aku tengah bersiap untuk berangkat liburan. Sudah sejak subuh, aku bangun dan membereskan rumah ala kadarnya. Tepat pukul 7.30, saat aku sudah berpakaian rapi, tiba-tiba majikan memanggilku. Tanpa berpanjang-panjang kalimat, si bos langsung menyampaikan satu perintah yang amat-sangat mengejutkan. ”Cepat beresi baju-bajumu dan kembalilah ke agen,” katanya.
Aku terperanjat. Bengong, dan seakan tak percaya. Sampai-sampai, majikanku harus mengulangi perintah menyakitkan itu berkali-kali. Terus terang, aku berharap, saat itu telingaku sedang tidak berfungsi alias tuli. Tetapi, karena ucapan itu terus diulangi, aku yakin tidak salah dengar. Yup, aku dideportasi tanpa alasan.
Sedikit pun aku tidak mengerti di mana kesalahanku selama bekerja di Fanling Darwin Afan Mall, sejak April 2006 itu. Pasalnya, selama ini, hubunganku dengan majikan dan keluarganya yang berjumlah empat orang sudah cukup baik. Aku merasa, aku tidak pernah melakukan kesalahan berarti, baik ketika merawat dua anak mereka maupun memelihara seekor anjing. Tugas-tugasku sebagai pekerja rumah tangga aku jalankan sebagaimana mestinya.
Memang, manusiawi saja, aku tentu pernah melakukan kesalahan kerja yang berujung pada teguran majikan. Tapi, setiap kali beroleh teguran, aku selalu merespons dengan menyampaikan permintaan maaf. Aku sendiri yakin, majikanku memaklumi kesalahan-kesalahan kecil seperti itu. Lagian, aku tahu persis, majikanku bukan tipe pendendam.
Keluarga majikan juga cukup baik memperlakukan aku. Itu terlepas dari fakta, majikanku ini tergolong sangat pelit dan sangat perhitungan soal uang. Saking pelitnya, setiap pagi aku harus rela merogoh kocek sendiri untuk membeli sarapan. Bahkan, perlengkapan mandi pun aku diminta beli sendiri. Meskipun sudah jelas menyalahi aturan, tetapi aku masih menganggap hal itu wajar. Ya, mau gimana lagi...! Aku jadi semakin yakin, antara majikan satu dengan majikan lain memang berbeda-beda perlakuan. Cocok-cocokan. Hal itu bisa kurasakan, karena ini bukan yang pertama aku punya majikan.
Sebelum bekerja di keluarga yang tinggal di apartemen daerah NT ini, aku memang pernah bekerja selama empat tahun di satu majikan. Mereka tinggal di Kowloon Bay. Majikanku yang pertama ini sangat baik dan...pemurah. Pekerjaan pun tergolong ringan. Tugas wajibku sehari-hari hanya memasak dan membersihkan rumah. Pendeknya, selama empat tahun itu kurasakan suasana kekeluargaan yang membuatku nyaman.
Tetapi karena sudah tidak lagi dipertahankan majikan, hanya karena mereka keberatan memberi uang long service, aku pun meninggalkan rumah itu. Padahal, jika boleh memilih, tanpa diberi bonus yang wajib diterima buruh migran setelah berhasil kerja lima tahun itu, aku rela karena mereka sudah dekat di hatiku. Tapi karena bonus long service memang sudah menjadi ketentuan pemerintah, majikanku tampaknya berpikir ulang untuk tetap mempekerjakan aku.
Jujur, saat itu aku merasa kecewa terhadap peraturan pemerintah HK yang diberlakukan kepada majikan menyangkut masalah yang satu ini. Aku yakin, jika tidak ada peraturan seperti itu, majikanku yang santun dan sederhana itu pasti mempertahankan diriku. Sungguh beruntung teman-teman BMI yang memiliki majikan kaya dan sayang, sehingga tidak keberatan mengeluarkan bonus yang besarnya beberapa kali lipat dari gaji bulanan itu.
Karena tidak mungkin lagi bernegosiasi, aku pun berusaha mencari majikan baru. Bersyukur, dalam tempo relatif singkat aku bisa memperoleh majikan baru. Itu karena Queen, agenku, termasuk agen yang peduli terhadap nasib anak buahnya. Aku tak perlu terlalu lama mencari majikan dan menunggu visa turun. Namun, itu tadi, malang tak dapat kutolak, untung pun tak dapat kuraih. Aku yang pergi ke Hong Kong dengan harapan bisa membenahi masa depan harus gigit jari dengan perasaan sakit hati. Dipecat tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tanpa alasan pula.
Satu-satunya alasan yang kudengar, meski tidak langsung, majikanku ingin mempekerjakan kembali pembantu lamanya. Tentang itu, aku sering mendengar percakapan di antara anggota keluarga mereka. Intinya, pembantu lama mereka sudah siap kembali. Sementara, katanya, mereka telanjur cocok dengan si pembantu tadi. Menjelang aku dipecat, sempat kudengar lagi majikanku kontak ke Indonesia untuk menghubungi bekas domestic helper-nya itu. Ndak masalah sebenarnya. Yang kusesali, tidak bisakah majikan memberiku penjelasan?
Apa pun, ini sekali lagi bukti, nasib pekerja rumah tangga memang selalu mengenaskan. Sudah kerap diperlakukan semena-mena, posisi tawar pun amat rendah. Tapi tak mengapa, aku sendiri sudah berlapang dada. Kini, tinggal satu harapanku: secepatnya kembali ke Hong Kong, meninggalkan shelter

0 komentar di "PEMBANTU LAMA BALIK AKU DIDEPORTASI"

Posting Komentar