"Malam harinya, aku demam. Lenganku membengkak dan meninggalkan rasa panas yg luar biasa. Malam itu aku menangis. Menangis bukan hanya oleh rasa sakit, tetapi aku menangisi diriku yang saat itu sedang bersiap terbang ke Taiwan dan berlanjut ke tanah air. aku binggung: haruskah pulang dalam keadaan tangan terluka??bagaimana perasaan ayah bunda dan saudara saudaraku? Aku yakin, jika keluargaku tahu akan luka itu, mereka tak bakal menguzinkan aku menyeleseikan tugas yg tinggal setahun lagi."Hari itu, minggu kedua. Aku ketemuan sama Fransiska Ria Susanti, reporter Koran local yang juga merangkap sebagai koresponden Sinar Harapan. Pasa saat kuhubungi pada pagi hari itu, jurnalis yang tahun kemaren meluncurkan buku “Genjer-genjer” itu masih baru bangun tidur. Akhirnya aku sama Jessy menunggu di Causeway bay, tak seberapa jauh dari gerbang taman Victori. Ketika kami bertiga akan menuju kesalah satu kafe didaerah Sogo, namaku dipanggil oleh Umi, salah satu TKW yang minggu sebelumnya sempat kuwawancarai kasus Terminate, factor terlibat gerakan SATU MEI. Wajahnya kusut, pakaiannya lusuh, dan jalan sendirian alias tanpa teman. Tapi aku berpikir, pada saat itu ia fine fine aja. Sehingga aku tak mengajaknya turut serta. Dan, kamipun berpisah disimpang jalan itu.
Sekitar pukul 3 sore kami cabut dari kafe. Santy melanjutkan laju kakinya ke Wan Chai, katanya ada yang perlu diliput disono. Aku berencana ke Nort Point, dan Jessy berencana pulang ke building, melanjutkan tidurnya. Tapi setelah mengantar Santy ke Halte Trem, aku sama Jessy malah sepakat jalan jalan sore di wilayah Jordan pada petang. Ya udah, aku memilih melanjutkan ngetik materi tulisan features di rumahnya.Belum sempat membuka Microsoft Word, terdengar keributan dirumah yang sebagain kamarnya di sewakan bagi BMI yang membutuhkan tempat tinggal itu. Meski begitu, aku tak hirau, sebab yg beributan itu sepasang kekasih. Lagian, keributan itu hanya via phone. Entah bagaimana awalnya, tiba tiba si Jessy yang sedari tadi telepon teleponan, menyodorkan Nokianya ke aku. “Ada yang mo bicara bentar”begitu kata Jessy sebelum telepon kuambil alih.
“ Kak Dian jemput aku dong. Bilang sama Tian, jangan pukul aku lagi. Aku takut kak….”begitu kata dari seberang.
“Kamu dimana, dik?”daku balik bertanya sambil mikir: siapa gerangan anak itu?
“Aku dilorong kak. Tapi aku gak tahu di daerah mana ini….”
“lha kalo kamu gak tahu dimana posisimu, gimana aku bisa menjemput?”
Setelah ia ngaku bernama Umi, ia mematikan telepon tanpa mengatakan keadaan maupun posisinya saat itu. Umi????berarti anak yang ketemu sama kami tadi,khan?.
Jessy sigap. Menghubungi beberapa teman-temannya maupun anak yang kos di tempatnya. Kami peroleh informasi diamana gerangan gadis berusia 22 tahun itu. Tapi sial, lima menit sebelum kami tiba disuatau tempat, Uminya telah raib. Dibawa temanya ke Discotiq.Aku dan Jessypun balik arah pulang ke apartemen lagi.
Ealah, begitu nyampe apartemen, si Umi malah sudah berada di rumah. Katanya sih ia pun barusan tiba. Kondisi Umi sangat memprihatinkan. Kedua matanya rapat terpejam terbaring diatas tempat tidur. Kaki tanganya sedingin salju. Bibirnya mulai membiru dan sesekali meleleh air liur dari sudut bibir hitamnya itu. Ketika aku duduk ditepi pembaringan ingin tahu keadaanya ia langsung membuka mata bahkan meletakkan kepalanya dipahaku. “Kak Dian…dingin”ujarnya sambil menggigil.
Tetapi siapa sangka, spontanitas, ia meraih lengan kananku dan mengigitnya kuat kuat. Terang aja, aku menjerit kesakitan. Eh, bukanya dilepaskan gigitanya, Umi malah semakin beringas hendak memakan daging mentah lenganku. Darah segar menetes dari 7 luka bekas gigitan Umi.
Malam harinya, aku demam. Lenganku membengkak dan meninggalkan rasa panas yg luar biasa. Malam itu aku menangis. Menangis bukan hanya oleh rasa sakit, tetapi aku menangisi diriku yang saat itu sedang bersiap terbang ke Taiwan dan berlanjut ke tanah air. aku binggung:haruskah pulang dalam keadaan tangan terluka??bagaimana perasaan ayah bunda dan saudara saudaraku? Aku yakin, jika keluargaku tahu akan luka itu, mereka tak bakal menguzinkan aku menyeleseikan tugas yg tinggal setahun lagi.
Keesokanya aku memutuskan berobat ke dokter meski dengan resiko diinterviw polisi karena luka itu. Sedikit catatan, di Hong Kong merupakan Negara hokum. Tak dibenarkan adanya kekerasan apalagi kekerasan itu menimpa pekerja asing. Itu bisa diusut, jika ketahuan polisi. Makanya, pada hari itu aku tak bisa menuruti ajakan teman teman untuk pergi RS. Perlu pertimbangan matang meski aku tak bersalah. Aku hanya kasihan pada Umi, yang rupanya saat itu ia sedang flay berat nenggak Estasy bahkan hamper Over Dosis(OD).Sekeluar dari ruangan dokter, aku langsung ke agen penjualan tiket meng-encel penerbangan yang sudah dijadwalkan pada 19 mei. Berhubung, ada musibah itu, penerbangan baru akan aku mulai hari ini. Minggu ke-4 di bulan mei. SAMPAI BERTEMU LAGI.
Sekitar pukul 3 sore kami cabut dari kafe. Santy melanjutkan laju kakinya ke Wan Chai, katanya ada yang perlu diliput disono. Aku berencana ke Nort Point, dan Jessy berencana pulang ke building, melanjutkan tidurnya. Tapi setelah mengantar Santy ke Halte Trem, aku sama Jessy malah sepakat jalan jalan sore di wilayah Jordan pada petang. Ya udah, aku memilih melanjutkan ngetik materi tulisan features di rumahnya.Belum sempat membuka Microsoft Word, terdengar keributan dirumah yang sebagain kamarnya di sewakan bagi BMI yang membutuhkan tempat tinggal itu. Meski begitu, aku tak hirau, sebab yg beributan itu sepasang kekasih. Lagian, keributan itu hanya via phone. Entah bagaimana awalnya, tiba tiba si Jessy yang sedari tadi telepon teleponan, menyodorkan Nokianya ke aku. “Ada yang mo bicara bentar”begitu kata Jessy sebelum telepon kuambil alih.
“ Kak Dian jemput aku dong. Bilang sama Tian, jangan pukul aku lagi. Aku takut kak….”begitu kata dari seberang.
“Kamu dimana, dik?”daku balik bertanya sambil mikir: siapa gerangan anak itu?
“Aku dilorong kak. Tapi aku gak tahu di daerah mana ini….”
“lha kalo kamu gak tahu dimana posisimu, gimana aku bisa menjemput?”
Setelah ia ngaku bernama Umi, ia mematikan telepon tanpa mengatakan keadaan maupun posisinya saat itu. Umi????berarti anak yang ketemu sama kami tadi,khan?.
Jessy sigap. Menghubungi beberapa teman-temannya maupun anak yang kos di tempatnya. Kami peroleh informasi diamana gerangan gadis berusia 22 tahun itu. Tapi sial, lima menit sebelum kami tiba disuatau tempat, Uminya telah raib. Dibawa temanya ke Discotiq.Aku dan Jessypun balik arah pulang ke apartemen lagi.
Ealah, begitu nyampe apartemen, si Umi malah sudah berada di rumah. Katanya sih ia pun barusan tiba. Kondisi Umi sangat memprihatinkan. Kedua matanya rapat terpejam terbaring diatas tempat tidur. Kaki tanganya sedingin salju. Bibirnya mulai membiru dan sesekali meleleh air liur dari sudut bibir hitamnya itu. Ketika aku duduk ditepi pembaringan ingin tahu keadaanya ia langsung membuka mata bahkan meletakkan kepalanya dipahaku. “Kak Dian…dingin”ujarnya sambil menggigil.
Tetapi siapa sangka, spontanitas, ia meraih lengan kananku dan mengigitnya kuat kuat. Terang aja, aku menjerit kesakitan. Eh, bukanya dilepaskan gigitanya, Umi malah semakin beringas hendak memakan daging mentah lenganku. Darah segar menetes dari 7 luka bekas gigitan Umi.
Malam harinya, aku demam. Lenganku membengkak dan meninggalkan rasa panas yg luar biasa. Malam itu aku menangis. Menangis bukan hanya oleh rasa sakit, tetapi aku menangisi diriku yang saat itu sedang bersiap terbang ke Taiwan dan berlanjut ke tanah air. aku binggung:haruskah pulang dalam keadaan tangan terluka??bagaimana perasaan ayah bunda dan saudara saudaraku? Aku yakin, jika keluargaku tahu akan luka itu, mereka tak bakal menguzinkan aku menyeleseikan tugas yg tinggal setahun lagi.
Keesokanya aku memutuskan berobat ke dokter meski dengan resiko diinterviw polisi karena luka itu. Sedikit catatan, di Hong Kong merupakan Negara hokum. Tak dibenarkan adanya kekerasan apalagi kekerasan itu menimpa pekerja asing. Itu bisa diusut, jika ketahuan polisi. Makanya, pada hari itu aku tak bisa menuruti ajakan teman teman untuk pergi RS. Perlu pertimbangan matang meski aku tak bersalah. Aku hanya kasihan pada Umi, yang rupanya saat itu ia sedang flay berat nenggak Estasy bahkan hamper Over Dosis(OD).Sekeluar dari ruangan dokter, aku langsung ke agen penjualan tiket meng-encel penerbangan yang sudah dijadwalkan pada 19 mei. Berhubung, ada musibah itu, penerbangan baru akan aku mulai hari ini. Minggu ke-4 di bulan mei. SAMPAI BERTEMU LAGI.
Said
wah, ceritanya menyentuh sekali. terharu aku
Said
sekedar saran aja
kalau memang sudah janji dan waktunya pulang ya, sebaiknya pulang ke tanah air dulu. Semakin menunda kepulangan bisa jadi semakin menjadi pemikiran keluarga.
Said
Yachhh ... sabar aja yach, sebuah risiko pekerjaan,mungkin ada hikmahnya ...
Said
Hm... Aneh banget si Umi itu. Merantau jauh2 kenegri orang eh malah jadi pemakai. Ancur... Apa sih kerjaanya disana mbak? Kasian banget tuh anak. Oiya... dah sembuh kah tanganya mbak?
Said
Perlu persiapan Extra klo mo baca2 disini. setidaknya [...] untuk.. Khusus cerita ini saya ingin dan benar2 ingin menganggap hanya hayal sahaja alias piksi. Tapi tangan yang luka smoga lekas sembuh..
Said
kayak sumanto aja (kalo di indonesia), para napi sampai takut dengan dia. bukan karena tampangnya yang garang, bukan karena otot badannya yang mekar, tapi tatapan matanya (mungkin) yang membuat orang takut juga dimakan olehnya
Said
HI Dian Sayang.. gmn kabarnya.. koq pulang g nyamperin mas ? oya.. no HP n no telp rumahnya mn? Kangen nih ...
BTW.. lengannya dah bener2 sembuh khan? Jgn lupa banyak istirahat.. ok
Said
Emang bisa begitu ya kalau orang yang lagi flayof ngeri juga
Said
Sayang ya kerja jauh2 hanya untuk itu,....Tabahkan dirimu Tuhan menyertaimu,...lekas sembuh ya biar bapak ibu dirumah senang
Said
Mudah-mudahan cepat sehat ya...
Said
waduh, lagi demam? hmm sabar byk2..kerja jauh plus pula dengan musibah yg melanda...mmg ujian yg besar ya..
Said
Semoga cepat orbit lagi di Blogger, hanya bisa mengucapkan sampai bertemu di lain kali...succes !!
Said
semoga di mudahkan olehNya dan diberi kesabaran..chayo.. :)
Said
Astaghfirullah, ada yg gak bener sama pergaulan tuh anak. *turut prihatin
Said
Hiks....:(
Said
Wei..gimana keadaannya sekarang? Udah sembuh? Apa karena ekstasi ya gigitannya kayak beracun gitu? Udah di Indonesia? Aku masih di jakarta :)
Said
Mudah2an sekarang sudah sembuh ya mbak! dan tidak ada lagi masalah yang dapat membuat mbak resah!
Said
aku turut prihatin atas kejadian yang menimpamu, mudah-mudahan diberi kesabaran dalam menghadapi setiap kejadian. Bukankah dibalik setiap kejadian terselip sebuah hikmah?
Said
wuek temannya musti dijaga tuch biar ga kena obat2an lagi cos bahaya klau sampai yg lain tertular.
klau masalah tg bengkak itu setelah 2 minggu akan normal biasanya. ya selamay datang kembali ke tanah air bak
Said
izinkan kubalut lukamu dengan hatiku... izinkan kuusap agar tidak ada rasa sakit itu lagi... halaaaaah
Jangan2 kena rabies dari pengguna extasy itu Di... cuci aja pake tanah 7 kali dan terakhir pake air... heuheu. Pis
Tapi sekarang gppkan... aku khawatir lho *_*
Said
ya Allah.. ada2 aja ya dian.. saya doain cepet sembuh lukanya n pulang ke indonesia dah dalam keadaan sembuh dari lukanya..
btw kabar-kabari ya dian.. sy jd kehilangan kontak nih :)
Said
*sigh*.. and *sigh*...
Said
cepet sembuh ya mbaaa....!!!!
duh moga2 ga bikin bekas buruk di tangannyah...pokoknya lbh hati2 aja ya mbaa... ;)
Said
Prihatin aja...
Said
Aku dari jauh akan selalu mendo'akan mu supaya gadis selalu baik-baik di negeri orang.
Said
wah kok sampe begitu seh? knapa jg si umi kok ampe make2 yg gak2 gitu?
Said
Haah? tangannya sudah ngga apa-apa kan mba?
kok si umi gitu sih?
tega amat!!
Said
jadi terharu eagle
Said
duh mbakk..moga cepat sembuh yaa..
jadi ketaiwan ya mbak?? jd mampir tainan kah??
Mudah2an perjalanannya lancar ya mbak..:)
Said
Selamat jalan. Hati2 dijalan. Moga tangannya cepet sembuh ya..
Salam buat semua keluarga dan teman-teman.
Said
turut prihatin atas apa yang terjadi mbak.. semoga segera membaik tangannya. Ini dah sampai di kampung halaman kah..? salam bwt keluarga ya. .
Said
Semoga Mbak Dian semakin tegar menghadapi masa depan dan dapat menjalani hidup lebih baik. Sukses terus di Hongkong!
Said
Replay:
@wawanwae:makasih empatinya.
====================
@teguh: maksih sarannya mas. Tapi kalo dalam keadaan gak siap emang sulit buat segera pulang.
========================
@bang andi:ya. Daku jug apercaya pasti ada hikmahnya.
==========================
@adieska:kerjaan umi ya sebagai tenaga kerja wanita(TKW). Mungkin karena ada masalah dia sampe kayak gitu.
=========================
@tehrouter:kalo saja fakta bisa dijadikan fiksi..enak tuh..makasih..tanganku dah sembuh kok.
=========================
@antown:he..he…aku juga mikirnya kaya; gitu waktu mau posting tulisan ini.
==========================
Said
@lupuzzzzzzz:kabar dian baik mas. Map, sewaktu ditanah air gak sempet ngasih nomor teleponku. Sibuk buangeeet…harap maklum ya mas.
@ajay:kupikir gak semua yang lagi flay mirip umi deh..soalnya yang lain anteng anteng aja tuh…
@genx:tul sekali..hal itu sangat disayangkan.
@oeddin:makasih…
@bash:mudah mudahan daku mampu melewati ujian demi ujian ini. Doain ya?
@indo:thanks.
Said
@abiyasa:begitulah harapanku teman.
@fiz:iya tuh. Kayaknya emang bener salah pergaulan.
@hafidzi:kok???
@tony:keadaanku baik baik aja. Dah baikan kok mas. Makasih ya?dan maaf gak isa ketemuan.
@rizki eka putra:makasih banyak mas riz…sekarang dah gak resah.
@dmruli:makasih atas keprihatinannya. Dan aku jug apercaya ada hikmah dibalik ini semua.
Said
Replay
@noki_afandi:gimana mau menjaganya nok, wong kalo ngelihat aku aja dia langsung lari terbirit birit. Padahal aku gak dendam maupun marah ama dial ho.swer!
@hakimtea:hua..ha…daku langsung sembuh oleh sebait goresanmu.nyante..gak usah terlalu kawatir, man. Aku akan selalu tersenyum and tegar.
@eiven gusky: ya begini inilah hidup mas. Kadang musibah itu dating tanpa ada tanda tanda. Btw, aku minta maaf gak sempet ngasih khabar…
@nina:sigh itu apa sih mbak?he..he..*pura pura o’on*
@theloebizz:makasih ya. Tanganku dah sembuh kok meski masih ada bekas.
@wempi:makasih atas keprihatinannya.
@balisugar:masih doanya sobat.
@bilah:katanya sih, umi sedang strees..makanya nenggak tuh pil setan.
Said
@ivana:sekarang lenganku dah baikan. Makasih responnya ya?
@mr.eagle:udah…udah gak apa apa kok…
@yolla elwyn:maaf ya yol, karena musibah itu, aku mengengcel penerbangan ke Taiwan. Map ya?
@pudi-interisti:makasih. Salam buat keluarga dah daku sampaikan. Apakah salamku buat dia sudah pula disampaikan?he..he..
@pesisir-kidul:makasih. Sekarang dah nyampe ditanah air.
@izzul_cool:doa darimu semoga didengar oleh Dia. Amien. And makasih atas responya
Said
wogh ...
Said
knalan.
Said
Replay:
dolphin and monsterikan: thanks atas kunjungan kalian and salam kenal kembali.
Said
Kisah yang memilukan....