”Pada dua kontrak berikutnya, setelah aku cuti hari itu, sama sekali aku tak pulang ke rumah. Tetapi, tiap tiga bulan sekali aku tetap mengirim uang buat biaya sekolah anak-anak. Keputusan nyambung kontrak kerja tak pernah kudiskusikan dengan suami. Karena itulah, hubunganku dengan suami sudah tak bisa dikatakan harmonis lagi. Tiap kali kutelepon menanyakan kabar anak-anak, suami terkesan enggan berbicara. Aku menyadari, aku bersalah. Tetapi kata maafku cuma dianggap angin lalu.”
Sekejam-kejamnya harimau, tak mungkin memakan anaknya sendiri. Sekejam-kejamnya suami, tak mungkin ia tega menelantarkan darah daging sendiri. Begitulah dulu aku berpikir. Nyatanya? Pikiranku keliru. Anak gadisku dijual setelah dinodai.
Tahun 1995, aku menikah dengan seorang duda cerai dengan tiga anak. Panggil saja dia Nurdin (bukan nama sebenarnya). Pernikahanku bisa terjadi karena dijodohkan orangtua, yang menginginkan aku lekas menikah. Maklum, usiaku sudah 28 tahun, sepulang aku dari bekerja di Singapura selama tujuh tahun.
Kesan pertama, mungkin sama persis kesan orangtuaku pada duda itu. Pendiam, taat pada agama, rela membanting tulang siang malam untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama anak-anaknya. Di atas rasa iba, aku rela dinikahi, meski tanpa ada pesta.
Setelah kami menikah, aku tinggal bersama di pondoknya yang masih berdinding bambu. Meski rumahku sendiri – ditempati keluarga – tergolong mewah untuk ukuran dusun, aku tak keberatan menuruti ajakan suami. Katanya, anak-anak tiriku keberatan tinggal di rumahku yang termasuk big family.
Dua tahun menikah, kami dikaruniai seorang anak perempuan yang kami beri nama Putri. Suamiku gembira, karena tiga anaknya dari istri pertama berjenis kelamin laki-laki. Bisa membahagiakan orang lain, suatu kebahagiaan tersendiri buatku.
Usia Putri genap dua tahun ketika kutinggalkan balik bekerja ke majikan terdahulu. Ketiga kakak tirinya sangat sayang kepadanya. Suamiku juga pandai merawat anak. Jadi, aku tak terlalu khawatir meninggalkan Putri. Sejak aku kembali ke Singapura, suami hanya di rumah merawat anak seperti permintaanku.
Lambat laun, kehidupan kami jauh lebih baik. Membangun rumah dan membeli beberapa ekor kambing piaraan. Sebagian untuk dikembangbiakkan, dan sebagian lagi dijual jika kekurangan uang. Mas Nurdin pandai mengatur keuangan.
Usai menyelesaikan kontrak kerja, aku kembali ke tengah-tengah keluarga dalam rangka cuti. Majikan setuju aku cuti, setiap kali usai tanda tangan nyambung kontrak.
Putri tumbuh menjadi anak yang manis, lucu dan menggemaskan. Tak bisa kumungkiri, aku sangat mengasihi anak kandungku ini. Tetapi itu bukan berarti aku tak sayang pada anak-anak tiri. Namun, entah kenapa, kulihat anak-anak tiriku mulai berubah sikap terhadapku.
Mereka yang dulu penurut, kini rada acuh bahkan menjauh dariku. Aku dianggapnya pilih kasih. Si sulung yang saat itu sudah duduk di bangku SMP, memilih tinggal bersama tantenya. Anak tiri kedua ikut neneknya. Sedangkan anak ketiga, yang masih SD kelas 4, selalu ogah berada di rumah.
Begitulah suasana keluarga pada saat aku cuti dua minggu. Sikap anak-anak yang begitu, membuat aku dan suami berselisih paham. Aku dinilai tak rata membagi kasih sayang. Sebab, sebelum aku cuti, anak-anak tiri betah di rumah. Jangankan tidur dan tinggal bersama keluarga, bermain dengan teman-temannya saja tak pernah lama. Sebelum itu, anak-anak katanya rajin di rumah membantu ayahnya merawat si kecil, rumah, dan binatang piaraan.
Berulang-kali aku membujuk anak-anak tiri agar mau kembali tinggal bersama ayahnya. Tapi mereka menolak. Aku kehabisan kata dan membiarkan menuruti apa pun keputusan mereka. Aku kembali ke Singapura dengan perasaan hati yang tiada menentu. Kekhawatiranku mulai tumbuh, memikirkan nasib keluarga.
Pada dua kontrak berikutnya, setelah aku cuti hari itu, sama sekali aku tak pulang ke rumah. Tetapi, tiap tiga bulan sekali aku tetap mengirim uang buat biaya sekolah anak-anak. Keputusan nyambung kontrak kerja tak pernah kudiskusikan dengan suami. Karena itulah, hubunganku dengan suami sudah tak bisa dikatakan harmonis lagi. Tiap kali kutelepon menanyakan kabar anak-anak, suami terkesan enggan berbicara. Aku menyadari, aku bersalah. Tetapi kata maafku cuma dianggap angin lalu.
Daripada urusan rumah tangga jadi berlarut-larut, aku menyudahi kontrak kerjaku di rumah majikan. Kupikir, sudah cukup hasil kerja enam tahun di rumah majikan. Apalagi, suamiku sangat pandai mengatur keuangan. Tentu saja aku tak pernah mempertanyakan uang kirimanku.
Sesampai di kampung halaman, keadaan rumahku memang jauh lebih baik jika dibandingkan sebelum aku pergi merantau. Kami membuka warung bensin kecil-kecilan di pinggir jalan depan rumah. Hasilnya memang tak seberapa, tapi itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hari-hari. Tentu karena ditambah dengan hasil hewan piaraan.
Sayangnya, anak-anak tiriku semakin jauh dan tak pernah pulang ke rumah. Paling-paling kami yang pergi menemui mereka di rumah saudara untuk memberi biaya sekolah. Tanpa terasa, tiga tahun sudah aku menjalani kehidupan di tanah sendiri. Tetapi hasilnya praktis nihil, tanpa ada pemasukan yang berarti.
Setelah Putri lulus SD, aku nekat berangkat lagi ke luar negeri. Kali ini tujuanku Taiwan. Rumah tanggaku aman-aman saja pada bulan-bulan pertama aku memulai bekerja di rumah majikan di Taiwan. Tetapi mendekati setahun aku bekerja, Putri mengirim surat, memintaku pulang ke rumah saja. Saat itu, anakku tak pernah cerita kalau dia sedang menghadapi masalah. Kepada Putri, aku hanya bisa berjanji setelah kontrak kerja usai akan pulang dan tak kembali lagi bermigrasi.
Surat-surat yang dikirim Putri pada hari-hari berikutnya, semakin membuat hatiku lara. Putri selalu bilang, bapaknya tidak sayang lagi. Tapi ia tetap tak mau cerita, ada apa gerangan. Saat itu aku berpikir, mungkin suamiku mengekang anak atau tak mau memberikan uang jajan. Jadi, aku berusaha untuk tidak memikirkan terlalu dalam. Paling aku hanya menyisipkan surat rahasia untuk suami di antara surat buat anakku tersayang.
Mendekati dua tahun di Taiwan, aku mendapat surat dari keluarga kandungku. Pesannya: apa pun yang terjadi, pulanglah! Seketika aku panik seusai membaca surat dari orangtuaku. Mau tak mau, aku memang harus pulang. Sesampai di rumah? Ya Tuhan, aku berharap ini hanya sekadar mimpi. Bukan kisah nyata.
Putri anakku dan keluargaku menjemput di bandara, memelukku dengan tangis. Tangisan anakku terasa menyayat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, saat aku mau pergi atau pulang merantau. Tetapi aku menganggap wajar, bukti ia sayang dan kangen pada ibundanya.
Aku ikut larut dalam kepedihan saat orangtuaku bilang, suamiku tak bisa ikut menjemput. Katanya, ada kerjaan yang tak bisa ditinggal. Aku berusaha memaklumi. Tetapi, dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, orangtua dan anakku meminta untuk langsung pulang ke rumah orangtuaku. ”Istirahat sehari dua hari, barulah nanti pulang ke rumahmu sendiri.”
Pikiranku sebenarnya sudah tak karuan. Aku yakin, pasti ada sesuatu. Anehnya, mereka tak mau sedikit pun ngasih gambaran. Sampai di rumah orangtua, aku masih bertanya-tanya, apalagi keluargaku tetap bersikeras untuk tidak pulang ke rumah. Padahal, aku sangat ingin bertemu suamiku.
Esoknya, keluargaku menyodorkan sepucuk surat yang membikin aku kehilangan tenaga. Hampir tak sadarkan diri. Surat itu datang dari Lurah, Polres, Lembaga Pemasyarakatan (LP) serta dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH). ”Kalau mau ketemu suamimu, datanglah besok ke LP,” begitu pesan ibuku.
Dari ucapan ibu, barulah aku tahu pokok permasalahannya. Putri, anakku, dijual ke tempat prostitusi di daerahku setelah diperkosa bapaknya sendiri. Anakku kabur dari tempat prostitusi itu dan ditemukan sopir yang kemudian melaporkannya ke kantor polisi.
Tangisku kian menjadi, merasa diri ini teramat-sangat berdosa kepada suami dan anakku. Karena egoku, sekarang aku kehilangan suami dan membuat anakku mengalami trauma berkepanjangan. Aku hanya berpikir, bisakah aku kelak menerima keberadaan suami di antara aku dan anakku?
(Dituturkan ”T” kepada Kristina Dian S dari Apakabar)
Anakku Sayang, Anakku Malang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Said
Wah.. benar2 kisah yg memilukan..
Said
pedih....
apalagi kondisinya jauh dari rumah... Ya semoga selalu ada hikmahnya. amin
Nice post lho mbak.
Said
weh,
saya kira ituh pengalaman pribadi!
si naza luckzana bilang "gadis rantau sedang berduka"
thus saya sempet mikir "inikah??"
eh, ternyata di endingnya salah!
hehe
hehe
hehe (bodoh!)
Said
Subhanallah ....!!!!
Iblis telah merasuki seluruh aliran darahnya, menggumpal dan menutupi mata hatinya, sehingga tega berbuat demikian ...
=======
Oke ...heart breaking posting ...
Said
Timbang timbanglah DUNIAmu,,diantara yang baik ada keburukan,,diantara buruk mesti ada kebaikan...pandai-pandailah memilih jalan hidup kalian....jika tak pandai jalan'cukuplah PILIH JALAN YANG LURUS,,,hehe
Said
Pagi mba salam kemerdekaan, waduh udh mulai kambuh ni cerita sedihnya..
Said
rep:
@wendra wijaya:yups.
==========
@firdaus.a:daku juga berharap begitu:ada hikmahnya
=========
@jogjadawg:bukan pengalaman pribadi kok.btw, aku juga gak tahu tuh kenapa naza bikin gosip kayak gitu
==========
@abang:entahlah bang. apakah mungkin karena kelamaan ditingal si istri ya? kok tega2 melakukan pelecehan terhadap si anak.
=========
@wis:ditimbang pake apa ya kak?he..he..
========
@yusa:met pagi juga mas.hi..hi..kayaknya iya.
Said
sedih banget.. menganiaya darah daging sendiri hiks. Semoga sang anak cepat sembuh dari traumanya.
Said
Menyedihkan ya, kok ya tega banget sih bapaknya sama anak kandung sendiri?
Semoga si bapak sadar, dan semoga Putri sembuh dari traumanya.
Said
rep;
@Rumah lina:daku juga gak nyangka kok ada bpk sekejam itu
=========
@ani:iya tuh mbak. aku sih jg berharap hukuman penjaa bagi bpk itu ia membuatnya sadar
Said
tega nian si bapak. sama anak sendiri masa' gitu ya.. ck ck ck *sambil geleng2 kepala*
walau mungkin kecewa dg istrinya karena ditinggal terus dan perpanjang kontrak tanpa ijin, tp harusnya anak jgn jd korban ya.
bener kata kang firdaus, semoga semua bisa mengambil hikmahnya.
Said
aku juga gak nyangka tuh ada seorang bpk tega ama darah dagingnya sendiri. moga yg ngasih komen ini nantinya tak begitu ya,he..he..*just kidding*
Said
Bangsa ini memang tengah dilanda berbagai konflik, konflik psikologi akan lebih parah lagi. Dapat memicu "bapak makan anak", nista! bejat!
Kedekatan kita kepada yang Maha Memberi, sebenarnya dapat memberikan efek penyembuhan yang sangat luar biasa. Langkah pertama tentu ada di point ini.
Apapun itu, hanya Rencana Allah SWT yang mengetahui apa dibalik peristiwa-peristiwa memilikuan sekaligus memalukan seperti itu.
Said
Astaghfirulah.... perbuatan bapak itu seperti binatang ya, tega memperkosa darah dagingnya sendiri.... abis itu dijual pula ke tempat prostitusi... speechless deh... cuman satu kata aja untuk menyebut bapak itu : BEJAD!!!!
Said
Astaghfirulah.... perbuatan bapak itu seperti binatang ya, tega memperkosa darah dagingnya sendiri.... abis itu dijual pula ke tempat prostitusi... speechless deh... cuman satu kata aja untuk menyebut bapak itu : BEJAD!!!!
Said
rep:
@s4s-boxlog:iya tuh. hueeeran deh gw. btw, mungkin gak ada kedekatan ama sang pencipta semesta alam.
=========
@eucalyptus:lebih dari binatang kali ya yuk?aku sampe merinding dan tak habis pikir deh.
Said
ga bs d maafin tuh s bpk,gileee anak s'diri d makan d jual pula,huhuhu sdih gw, kyk binatang aja tp binatang jg ga gt2 amat,kudu dkebirii..
s'moga Putri cpt s'mbuh dr traumanya.
Said
setuju mas jok.. kayak nya pengalaman pribadi nih... betul g sih kris?
Said
joke hihihihi.......... ambil hikmahnya..
Said
rep:
@utti:dikebiri pake apa enaknya ya ut?he..he..
=======
@rofi:aku tuh lom nikah man. mana bisa ini pengalaman pribadi. dan kalopun aku nantinya nikah, mau cari laki laki yang baik, yg gak memiliki hati binatang/
Said
gila bener tuh bpk
Said
Ini kisah nyata, Mba? How sad! Jadi inget novel "Tak Putus Dirundung Malang" yg dulu sempat saya baca di SMA. Wah, ternyata di jaman modern gini masih kejadian juga ya?
Said
rep:
@billah:iy atuh. kok ada manusia model kayak gitu. dinasehatin dong bil,he..he..
=======
@ecko:justru dijaman kini makin marak tuh kayaknya.
Said
kirain pengalaman pribadi yang dicurhatin di blog, aku ketipu
Said
"Astaghfirullah !!.. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang sabar".
Saya gak bisa comment apa2 ..
Said
rep:
@kapanpun:lho,gimana tho?ehm kayaknya nih gak merhatiin labelnya ya? dilabelnya tuh khan dah ditulis mazux label:curhat pembaca
==========
@artofreed:betul sekali. Allah mencitai orang yg sabar
Said
apa hal termewah yang dimiliki sesorang keculai berefleksi? terlepas sebuah cerita kadang bukan milik kita. tapi sebuah pengalaman harus di ikhlaskan kepada khalayak. agar kita bisa mengambil hikmahnya saat berefleksi...
Said
tulisannya keren mbak, semoga suami mbak kelak ga kaya gitu. Amiin :)
Said
rep:
@gus:saya juga sangat terharu ketika ibu ini menghubungi kami minta diwawancarai.saat itu dia bilang pada kami, bahwa hanya dengan menuturkan kisahnya untuk khalayak itulah, beban dibatinnya terkurangi, disamping ia berharap supaya ini bisa menjadi cermin bagi pembaca lainya.
=======
@panda:amien,3X. moga doa panda didengar oleh yg maha kuasa.
Said
ya ampun... anak sndiri... tega... dia kemasukan apa sih... udah yg jd tulang punggung istrinya, gatau diri malah anak sndiri dijual... sakit jiwa!!
Said
duh..gak tega bacanya....
ada juga dibelah bumi ini yang kelakuan begitu...
Naudzubilah.....tetap ingat ALLAH...dan selalu di bukakan hati...Amien
Said
Rep:
@Oping:kemasukan setan kali ping.he..he..daku nih tiap kali ngelihat kucingmu mau ngigit gitu, jadi takut rep komenmu deh.he..he..
=======
@indah:aku juga heran tuh mbak in. kok ada manusia model itu ya?
Said
pake takaran klo mo nimbang... biar tau yg baik berapa kilo... yg buruk berapa gram... he..he... kisah yg bikin pilu...wekekek
Said
duh,,,,nanti ga mau jauh2 dari suami deh kak...takutttt,,,bukannya ga percaya sama suami...tapi mencegah lebih baik dari mengobati.
Said
hiks hiks *ga bisa berucap lagi*
Said
rep:
@masenshipz:hue..he..pancet wae dirimyu ini.
=======
@nandien:aku juga setuju gitu dek. kalo dah nikah maunya selalu bersama.
======
@tony:aku juga sempat gak bisa menulis ketika sipenutur barusan beranjak meninggakan aku. gak sampai hati deh
Said
wah kejam sekali tuch bapaknya..
Said
Sedih... Hiks...hiks...hiks...
Said
wah,,wah,,,wah,,,
suatu kisah relita hidup yang tentunya akan menyayat hati...
moga aja ada hikmah lain di balik segala kisah itu....
Said
waduh jadi ikutan sedih aku membacanya mbak.
moga saja kita semua dijauhkan dari tindakan bejat itu, amin.
*nice posting mbak*
Said
kontemplasi diri aja deh, daripada sekedar menimbang-nimbang, nggak taunya maling teriak maling. Semoga saya nggak jadi PNS, eh PMS = Pa'e Madat Seksual.
*mohon doanya untuk mbak*
Said
rep:
@benny:iya tuh, mungkin karena gak pernah kasih jatah kali.he..he..
======
@taktiku:apa yg membuat sedih?
==========
Said
rep:
@parlin:sangat dan sangat menyayat.mg bisa menjadi pelajaran bagi kita semua,amien.
===========
@oeoes:amien, amien, amien ya robbal alamin.
=========
@richard:hiks aku baru dengar singkatan kata ini lho. PMS:Pa'e Madat Seksual. horee perbendaraharaan kata kataku bertambah satu. btw, tanpa diminta, khan kuberikan doaku buat rekan termasuk bang richard
Said
Astagfirullah...sebegitu teganya dia, mbak Dian...
Salam hangat buat "T"...semoga tabah dan kuat menjalani cobaan ini yaaa...
Said
wakakaka..bunda telat...kemaren sibuk 17-an soalnya..
hmm judulnya, bunda jadi inget lagu...ibu ku sayang ibuku malang...
Said
Liburan 3 hari aku jadi ga kunjungan neh... Salam Merdeka...
Gimana 17an di HK... ??
Said
ngerii... merinding ahhh... :D
Said
rep:
@manggis:yups nanti saya sampaikan jika bertemu dengan ibu itu.
========
@rierie:wah, daku kok lom denger ya bun. lagu tahun berapa sih?jangan,jangan pas dian lom lahir,he..he..
=========
@herdin:enak dong kalo ada liburan. disini aku malah gak ada libur. kerja terus.
==========
@shaleh:???
==========
@dhuwuh:kaumnya mas dhuwuh tuh.
Said
manusia seringkali berlaku egois. Ketika menginginkan rindu sesuatu, ia berdoa dan berupaya sungguh2 demi tercapai segala yg dirindukannya. Tatkala berhasil, serta merta ia pun melupakan Sang Pencipta..jgn sampai terjadi Gadis!!
Said
komen pamungkas
Said
rep:
@papapam:kenapa harus gitu ya pap.btw, mudah mudahan gadis selalu ingat sama DIa. makasih pap.
=======
@iksan:kenapa sekarang sering jadi pamungkas ya?
Said
serem amat tuh mbak?ck ck ck..trauma. (gak bisa bayangin kalau itu aku!)
Said
wadaw... gw kira dia awal ini kisah pribadi >,<...
emang para TKW ini superwoman smua yah... udah bekerja di negeri orang, masih mikirin keluarga yang ditinggal sampai bahkan terjadi hal seperti ini ia masih bisa merasa tak pantas menjadi seorang ibu dan suami...
hmmm...
Said
Rep:
@cerita senja:kalo gitu jangan dibayangin mbak. ntar isa trauma lho,he..he..mudah mudaha kita tidak menemukan laki laki seperti ini. amien.
==========
@krucial:tapi sayangnya kok keluarganya sendiri gak berterima kasih ya?
Said
itu bapaknya stress...
sebel gw bacanya...hehehe
kasiaaaaaaaan...
kirain itu dirimu mba..hehehe
Said
aduh...mbaca ceritanya aj ga tega aq mbak..prihatin..
Said
rep:
@diana bochiel:lebih dari stress kali non,he..he...udah deh jgn sebel ya?dian gak puny aobat sebel lho,hi..hi..
======
@mike:mulanya aku juga gitu . gak sampai hati mau menuliskan kisahnya.
Said
Hanya satu kata. MERINDING...
Said
wah wah wah aku sebagai anak tki merasa tercoreng,biar bapak tuh kualat. emang saat seorang tkw itu banyak resiko kata ayah. satu sisi meninggalkan keluarga,dan tak bisa merawat buah hati, kaya caca yang terlantar ini.suami yang ditinggal juga kesepian. tapi caca yakin ayah caca nggak bakalan tega menjual caca. karena ayah buaiiiiiik buangettt....ayah titp komentar " silahkan jadi tkw asal tau aja suami yang hitam, kurap dan banyak panu itu tetaplah kepala keluarga. jangan merasa penghasilan lebih badan bersih berarti menggeser posisi pangkat dalam rumah tangga. oay tante udah mau menikah thooo .. baguslah... tapi udah siap belum menjadi istri yang patuh sama suami... berat lhoo... taruhannya provesi dan freedooooom.....
Said
Hayo kisanya siapa? ;)
Said
Bener-bener buat pelajaran buat kita semua..tentang arti sebuah keutuhan keluarga
Said
Oh mama.. oh papa...
Said
waduh, DEG DEG DOR deh ne jantung...
kirain pribadi...
curhatan /kisah orang lain ya..
sukur dech...
eh, maaph sukur semua t'lah berlalu, doa q yg terbaik mengiringimu putri...
jln mu masih panjang,
bapak mu segera ku kirim ke neraka, tunggu berita baliknya dari pak pos..
mulai hari ini tersenyumlah putri...
Said
rep:
@bani:sama. merinding!
========
@naza:tapi kami yakin kok za, gak semua ayah atau bpk tuh berbuat demikian. btw, doain gak ada masalah dijalan ya za, soalnya dah waktunya tante hidup berumah tangga.
==========
@dhie;ada deh. AA gak boleh tahuq.hiks..hiks...
===========
Said
rep:
@republik gaptek:begitulah sobat. btw, txs kunjunganya.
=============
@xnu_g:oh ayah... oh ibu...
========
@awan:punya orang lain kok. karena redaktur ngasih tugas ngisi kolom curhat, ya begini ini.
========
Said
ternyata pepatah harimau pun nggak akan tega memangsa anaknya sendiri, sudah nggak berlaku ya..
tega sekali seorang bapak kandung berlaku begitu kpd anak kandungnya..
semoga Putri bisa melupakan kisah tragis hidupnya n menjalani hidupnya tanpa trauma..
Said
satu di antara kisah pilu...kapan ya masyarakat kita bisa lebih baik???
Said
rep:
@tyas:pepatah itu setidaknya sdah tak lagi dipercaya oleh sipenutur kisah.tapi mudah mudahan hal itu masih berlaku bagi keluarga kita.amien. makasih atsa doanya buat putri nanti tak sampein ke ibunya. txs ya tyas.
==========
@ziq:ehm...ibarat mengharap hujan tyrun dari langit.
Said
gw sampe merinding bacanya yann
Said
he..he...dian sengaja mbikin ayuk merinding,ha..ha..
Said
jd miris kalo baca yg kayak gini :(
Said
dunia emang kejam...kejam..kejam..hiks..kok masih ada ya yg kayak gitu
Said
rep:
@ryan:sama. aku juga gitu.
=======
@m2m:tuh namany akurang adanya kesadaran. barangkali hidup tanpa iman
Said
satu bukti lagi yang mengajarkan bahwa uang dan kekayaan bukan bukti kebahagiaan, bahkan bisa jadi problema :-)
Said
kejadian seperti ini. ternyata banyak jg.. malah sepulang dari tkw.. anak dan suaminya kabur dan berumah tangga..
kejaaammm.. !!
Said
nice post. eh mba kirain tadi itu pengalaman pribadi, kok pahit bener..
Said
kasus ayah yg memperkosa trus menjual anaknya sendiri udah sering terjadi.. kenapa ya ada bapak yg tega berbuat spt itu sama anak sendiri.. dengan pembelaan dr sudut mana pun, saya tetep ga bs liat pembenaran tindakan si ayah kurang ajar itu..
Said
rep:
@balidreamhome:setuju. aku juga sependapat.
========
@blogspot:kenapa mesti harus begitu ya bang?
========
@bayu:masih single nih..*promosi*
=======
@dee:aku juga heran non. kok isa "makan" buah hati sendiri.
=================
Said
Iihh..
Biadab amat sih tu bapak...
sudah ngga kayak manusia lagi...
Said
loh..perasaan dulu udah komen deh..kemana ilangnya yah??
Said
rep:
@ivana:jangan emosi non. sabar,sabar...
======
@rezki: dua kali juga gak dilarang kok.
Said
Cinta jauh sih.......jadi bahaya.
Salam kenal.
Said
tul sekali om. btw,salam kenal kembali. txs atsa kunjunganya.
Said
hebat...anda memenag hebat menulis... boleh minta tips menulis? oh iya tukeran link boleh?
Said
makasih pujian,yg bisa menjatuhkan saya kesurga dunia,he..he..tips menulis?ehm..kalo aku sih cuma menulis ya menulis. menulis apa yg ingin ditulis tanpa sedikitpun mengekang pikiran. btw, boleh juga seh kalo mo tukeran link.
Said
masyaAllah.. kok ada ya seorang bapak seperti itu...? Sungguh benar2 keterlaluan..
Said
iya tuh..aku juga heran.kok bisa bisanya makan darah daging sendiri..
Said
wah gak melu-melu aku, kok malah jadi tersangka HeHeHe asem kok. Mohon maap lahir dan batin, selamat menunaikan ibadah puasa.
Said
he..he..kok gak melu melu tho? btw, mohon maaf lahir dan batin dan selamat menunaikan ibadah juga ya?
Said
sungguh kejamnya dunia sekarang ini...
Said
inilah hidup dan kehidupan,sobat.
Said
Makanya ini pelajaran untuk semua wanita, jangan mau dijodohkan tanpa menyelidiki latar belakang calon suami terutama kelakuan dan prinsip hidupnya. Sebelum menikah perlu pacaran dulu sedikitnya 6 bulan dan selidiki moral calon suami baik atau buruk, kalau emang moralnya cetek jangan mau dikawini, kabur kalau perlu.